-
INI GAMBAR CONTOH
Koperasi Kredit Kubu Bingin -
INI GAMBAR CONTOH
Koperasi Kredit Kubu Bingin -
INI GAMBAR CONTOH
Koperasi Kredit Kubu Bingin -
INI GAMBAR CONTOH
Koperasi Kredit Kubu Bingin -
INI GAMBAR CONTOH
Koperasi Kredit Kubu Bingin
"Ngayah" di Pura Besakih, Rayakan Ultah Kubi Ke -14
Kopdit Kubu Bingin Lakukan Sosialisasi Di SMK Negeri 1 Mas
Sebelah Kiri Kepsek SMK (Drs. I Gusti Ngurah Wirahadi, M.Pd) |
Para penggerak koperasi kredit di Indonesia maupun di Negara maju seperti Amerika Serikat dan Canada berprinsip bahwa orang-orang yang hendak menjadi anggota koperasi itu harus melalui satu tahapan pendidikan awal yang disebut latihan dasar selama lima sampai tujuh hari. Aspek pendidikan dalam lingkup pengembangan koperasi kredit sangat penting karena di samping koperasi kredit adalah gerakan ekonomi melalui kegiatan, dan Koperasi kredit adalah gerakan pendidikan melalui kegiatan ekonomi.
Koperasi kredit berkembang karena pendidikan. Koperasi kredit mendapat pengawasan oleh pendidikan kredit bergantung sebagian besar pada pendidikan. Dalam pendidikan awal atau pendidikan dasar ini para calon anggota mendapat orientasi tentang penataan masalah-masalah ekonomi rumah tangga, cara menabung, meminjam, uang pangkal, simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela, angsuran pinjaman, bunga, denda, sisa hasil usaha, pencocokan antar buku anggota dengan catatan yang ada di bendahara (kartu simpanan dan pinjaman anggota), termasuk aspek-aspek yang oleh ibu-ibu penggerak Koperasi kredit disebut TUKKEPAR, yakni tujuan pinjaman, Kemampuan mengembalikan pinjaman, Kerajinan menabung, Prestasi dan Partisipasi dalam kegiatan-kegiatan koperasi kredit. Selain aspek-aspek dari Laporan Keuangan dan Statistik Bulanan (LKSB) juga tercantum catatan mengenai lingkup pinjaman produktif, kesejahteraan, darurat, kelipatan pinjaman, termasuk aspek ATTUR, yakni Angsur Tepat Turut Rencana. Kecuali itu, dalam pelatihan dasar para calon anggota mendapat penjelasan tentang anggaran dasar dan anggaran rumah tangga koperasi kredit yang disepakatiatau bakal disepakati, penataan Rapat Anggota Tahunan, uraian tugas dar Pengurus, Dewan Pimpinan, Panitia Pendidikan, Paniatia Kredit, Badan Pemeriksa, dan Karyawan (kalau ada).
Pentingnya aspek pendidikan terpatri dalam pengembangan koperasi kredit dengan adanya pembakuan panitia permanen yang disebut Panitia Pendidikan. Panitia ini melakukan upaya pendidikan kepada para anggota untuk mengembangkan sumber dana dan sumber manuasia yang diantara para anggota. Pendidikan ini biasanya diadakan secara terus menerus! Oleh karena itu Wakil Ketua dari dewan pimpinan di koperasi kredit primer secara langsung biasanya jadi ketua panitia pendidikan ini. Hal itu berpangkal dari pengalaman bahwa kesulitan dari seseorang yang berkekurangan/miskin hanya dapat diatasi dengan jalan mengumpulkan dana dari mereka sendiri dan meminjamkan dana itu kepada sesama mereka asal ada pengembangan sumber dana melalui pendidikan yang bersinambungan, baik secara formal maupun informal (human investment).
Banyak manfaat yang diperoleh apabila masuk menjadi anggota Koperasi Kredit Kubu Bingin yaitu Simpan - pinjam, Daperma (Dana Perlindungan bersama) sejenis asuransi, Dana Sosial Suka maupun Duka, Pendidikan dan Masa depan yang lebih baik (Ayu)
Renungan
Tetapi di Indonesia..
78% manula masih harus bekerja setelah menjalani masa pensiun karena mereka baru mulia merencanakan setelah berusia 50 tahun (mendekati masa pensiun)"
Itu artinya, kesadaran masyarakat Indonesia untuk mempersiapkan hari tua sangat rendah. Orang Indonesia lebih banyak berpikir bahwa gaji bulan ini harus habis bulan ini tanpa perlu menabung untuk hari tua
Koperasi Kredit Kubu Bingin Menjadi Pilihan Kami Dari Awal
Banyak sekali keuntungan dan bantuan yang kami peroleh dari Koperasi Kredit Kubu Bingin.
Salah satu berkat yang kami peroleh adalah dapat memiliki sebidang tanah di Perkampungan Seni Kubu Bingin yang saat ini menjadi Rumah Topeng dan Wayang di Jl. Tegalbingin - Mas, Br. Tengkulak Tengah, Kemenuh, Gianyar dan dengan bantuan system management Koperasi Kredit Kubu Bingin, kami dapat pula membayar biaya sekolah anak kami hingga saat ini. Kami tak pernah menyesal menjadi anggota Koperasi Kredit Kubu Bingin, masih banyak lagi bantuan dan program koperasi yang dapat membuat anggota Koperasi Kubu Bingin hidup menjadi lebih baik.
Maju terus dan sukses untuk Koperasi Kubu Bingin
Frank Bl. de Rozari
Apa Tolak Ukur Penilaian Kinerja Manajer CU?
Suatu kasus ada temuan dari atasan (sebut saja SI A) saat pengecekan administrasi absensi, manajer (Sebut SI B) dibeberapa tempat ada yang kurang disiplin (telat datang kekantor). Pada suatu hari SI B ini dipanggil atasan "Kenapa anda datang kekantor sering telat?" SI B ini menjawab : "Saya harus melayani anggota dirumah (disekitar wilayah tempat tinggal saya karena mereka meminta pelayanan saya), "jawabnya lirih". Mengapa harus anda yang melayani, anda kan masih punya bawahan? kenapa anda tidak datang pagi saja kekantor dahulu untuk absensi kemudian mengulang lagi u/ melayani anggota tersebut atau anda bisa menugaskan bawahan anda untuk mengambil tagihan itu? SI B menjawab lagi : anggota minta pelayanan saya dan mereka datang konsultasi kerumah, apakah saya harus meninggalkan mereka dan datang kekantor untuk absen sementara situasinya seperti itu dan kadangkala mereka menitip transaksi karena karyawan tidak bisa melayani mereka karena situasi juga (anggota kerja), pada saat bawahan berkunjung kerumah. Kadangkala Manajer mendapat telepon dadakan dari anggota "agar berkunjung kerumahnya" apakah ia menabung/membayar angsuran pinjaman. Kadang ketemu dijalan bisa terjadi transaksi pembayaran.
Manajer sering dituntut efisensi waktu dan biaya, bagaimana caranya mengatur agar semua berjalan dengan baik.
Manusiawi juga ada anggota yang kritis "hanya mau menabung dan angsur pada manajer" terlepas dari argumentasi mereka tapi inilah realita. Tingkat kepercayaan anggota memang terkadang lebih tinggi kepada manajer daripada ke karyawan (survey dilapangan), kadangkala anggota menabung pada kolektor mereka akan nelpon ke SI B (manajer), apakah uang saya sudah diterima / masuk ?
Secara aturan / mekanisme memang datang telat (kurang disiplin) akan tetapi hendaknya seorang atasan (Pengurus/Pengawas) bisa membaca situasi dilapangan, melihat realita yang ada. Sebagai seorang manajer, kita ingin memberikan yang terbaik untuk lembaga dan anggota. Pelayanan yang prima kepada anggota merupakan nilai jual untuk bersaing dijaman globalisasi. Seorang manajer tidak hanya duduk manis dibalik layar kadang ia juga perlu kelapangan (kros cek tanpa sepengetahuan karyawan untuk mencari informasi) sehingga ia bisa memberikan masukan kepada bawahan tentang hasil kerja mereka dilapangan dan disini manajer akan banyak menerima keluhan dari anggota.
Disinilah peran seorang manajer, pada suatu hari dia bisa sebagai pemimpin dan suatu ketika dia sebagai seorang pelayan. Sangat berbeda peranannya dengan seorang karyawan karena dia seorang pekerja. Seorang manajer, ia memikirkan kelangsungan lembaga, mempertahankan citra dan tanggungjawab.
Apakah dengan datang pagi kekantor terus duduk manis diatas meja disebut seorang manajer yang teladan? Apakah cukup disitu tolak ukur menilai suatu kinerja seorang manajer? Pada saat manajer juga pulang paling akhir pernah diperhitungkan? Pernahkah kinerja manajer diberikan penghargaan? Manajer kerja lembur juga tidak mendapat uang lembur tapi ia tetap melakukan pekerjaannya dengan penuh tanggungjawab.
Kenapa saat ia datang telat terus dipermasalahkan, padahal ia melakukan ini u/ memberikan pelayanan yang terbaik untuk anggota"bukan membela diri". Inilah keluhan yang sering terdengar dari manajer.Bukan berarti manajer "benar 100 %" dengan argumentasinya, tentunya atasan (pengurus/pengawas) melihat riil dilapangan seperti apa.
Memang betul "manajer" harus bisa memberi contoh / teladan yang baik untuk bawahannya (karyawan) sehingga karyawan tidak mengikuti jejaknya (datang kekantor juga telat). Dalam situasi tertentu pasti ada tenggang rasa tapi jika rutinitas sering terlambat itu jelas kurang disiplin. Memang mengungkap "ALASAN" itu pembelaan diri namun seorang atasan juga perlu tahu "Alasan" untuk mengungkap kebenaran sehingga bisa memberikan selusi.
Disinilah dituntut kecerdasan seorang manajer, dia sebagai seorang yang harus memberikan tauladan/contoh yang baik untuk bawahan, disituasi lain ia juga harus menjaga image/citra organisasi/lembaga untuk memberikan pelayanan terbaik kepada anggota dan ia juga nyaman dengan kesehariannya sebagai seorang manajer (bukan beban).Posisi seorang pemimpin memang serba dilematis, ada yang suka gaya kepimpinannya dan ada juga yang tidak puas dengannya. Semakin tinggi kedudukan seseorang bukannya ia semakin dihormati namun secara lahiriah dia paling rendah posisinya (ia melayani semua).
Seorang manajer itu serba "Terjepit" begini salah, begitu salah. Atasan menekan, bawahan menerkam (gosip). Tapi terlepas dari semuanya kita hidup untuk melayani sesama. Pada dasarnya semua akan berjalan baik dan lancar jika ada saling pengertian, memahami satu dengan yang lain, komunikasi yang baik sehingga tidak mudah dipengaruhi / dihasut oleh orang lain yang ingin "mencari keuntungan" dan memecah persaudaraan yang telah kuat.
DIKLAT AUDIT NASIONAL DI LINGKUNGAN PUSKOPDIT BAG
Tanggal 17 Nopember 2010 merupakan hari libur nasional (Idul Adha), merupakan moment yang dimanfaatkan peserta untuk berwisata keliling Bali menikmati indahnya panorama Bali. Tanggal 19 Nopember 2010 para peserta auditor dibawah komando ketua kelompoknya menyampaikan kepada Pengurus/Pengawas dan Manajemen tentang hasil klarifikasi Audit yang telah dilaksanakan selama 4 hari dan laporan detailnya akan diserahkan saat penutupan Diklat Audit pada tanggal 22 Nopember 2010 dan diharapkan perwakilan pengurus/manajemen Kopdit untuk hadir menerima laporan tersebut.
Peserta berjumlah 47 orang, dari berbagai primer / sekunder di bawah naungan Inkopdit Jakarta (dari Sabang s/d Merauke). Peserta dibagi menjadi 9 (sembilan) kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang peserta auditor dan 2 kelompok terdiri dari 6 orang peserta auditor (khusus mengaudit Kopdit yang asetnya besar : Kopdit Tri Tunggal Tuka dan Kopdit Kubu Gunung Tegaljaya). Latar belakang peserta terdiri dari unsur Pengurus, Pengawas dan Manajemen.
Primer yang menjadi obyek praktek kerja lapangan auditor Inkopdit adalah
1. Kopdit Tri Tunggal Tuka
2. Kopdit Kubu Gunung Tegaljaya
3. Kopdit Kubu Bingin
4. Kopdit Sumber Kasih Tangeb
5. Kopdit Duta Sejahtera
6. Kopdit Tabira
7. Kopdit Buana Kasih
8. KSP Wisuda Guna Raharja
9. Kopkar Kosayu
Kegiatan pelaksanaan audit oleh Inkopdit kepada primer di bawah Puskopdit BAG merupakan internal audit dalam Gerakan Koperasi Kredit Indonesia. Aspek yang diamati dan diteliti adalah aspek hukum/legalitas, aspek keuangan, aspek permodalan dan aspek manajemen. per - 31 Oktober 2010 Kelima aspek tersebut tersirat dalam penilaian kesehatan koperasi melalui Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah RI No. 14/Per/M.KUKM/XII/2009 tanggal 22 Desember 2009.
Harapan dari auditor Inkopdit dengan diperkenalkan pelayanan audit sehingga timbul budaya audit sesuai dengan tujuan Gerakan Koperasi Kredit "Keterbukaan" dapat diaktualisasikan sekarang dan dimasa yang akan datang (Dewa Ayu)
KOMUNITAS SATU HATI CREDIT UNION
Desa Kopeng Salatiga adalah sebuah desa kecil yg terkenal dengan obyek wisatanya, warisan budaya luhur yg patut kita lestarikan.Di desa inilah kami berkumpul untuk menyatukan satu visi dan misi didalam menjawab tantangan kedepan gerakan cu se - Indonesia.
Terbentuknya komunitas satu hati ini bukan untuk menyaingi Puskopdit akan tetapi harapan komunitas ini mampu memperkuat gerakan credit union dan terbinanya kerjasama antar manajemen credit union dalam mengelola koperasi kredit secara profesional.
Selama ini kita merasa sendirian, dengan terbentuknya Komunitas ini kita bisa saling berbagi pengalaman, menjalin persaudaraan dan menyusun strategi untuk memperkuat gerakan credit union.
Pertemuan selama 3 hari (Kamis - Sabtu, 22 - 24 Juli 2010) ini sungguh luar biasa. Jumlah peserta : 30 orang, terdiri dari
1. Menambah teman/relasi baru
2. Menambah/meningkatkan wawasan dan pengalaman
3. Beradaptasi dengan lingkungan baru
4. Menjalin silahturahmi/persaudaraan
5. Berbagi pengalaman dan memecahkan permasalahan masing2 cu
6. Menghilangkan kejenuhan
7. Memperkuat jaringan jarak jauh dengan mempergunakan

Untuk menjalin kekompakan/penyegaran diantara peserta, diadakan outbourd (
Pertemuan seperti ini akan dilaksanakan setiap tahun, tahun 2011 akan dilaksanakan
